Gelap
gulita. Itulah yang sedang melanda kost cowok gemes – Geng Mesum. Keputusan PLN
untuk menggilir jatah padam listrik mendapat konfontrasi dari semua warga kost.
Apalagi bagi mahasiswa lapuk yang baru saja mendapat gairah untuk menyusun lagi
skripsi yang belum juga kunjung ACC.
“Pas
lagi mikir keras, dapat ide....trus diketik, dan....Beeettt! gelap! Lampu
mati!! Rasaya tuh-- ”
Kata
si mahasiwa lapuk itu, menahan kedongkolannya.
“Mungkin memang Tuhan
telah memberikan kode untuk tidak usah ngurusin skripsi lagi!” hibur hatinya
kemudian dengan posisi siap untuk molor kembali.
Beda kamar tentu beda
aktifitas. Meskipun suasana gelap dan mencekam, namun tiga cowok penghuni kost
gemes itu berkumpul. Melingkari sebuah lilin yang berdiri sedikit miring di
lantai kamar.
Bukan karena sedang
praktik pesugihan ngepet. Tapi, di malam itu adalah hari sakral bagi ketiga
cowok kece itu. Hari ulang tahun.
“Nasib banget yah kita!
Ulang tahun pas lampu mati! Persis kayak hidup kita yang gelap dan tak
terprediksi!” celoteh Begi, mahasiswa asal Jakarta itu.
“What? Kita? Lo aja
kali! Gue ogah!” balas Ryan yang tidak sependapat dengan kawan kentelnya itu. Tangannya masih mencoba
menghalau angin yang mencoba menyerang sang nyala lilin.
Sambil melindungi nyala
lilin dari amukan angin, mereka bertiga menatap lekat-lekat jam weker yang juga
sudah ada di lantai. Jam 12 tepat, adalah
ulang tahun mereka bertiga. Meskipun di hari yang berbeda, namun bulan Maret
adalah bulan dimana umur mereka bertambah satu angka. Begi di tanggal 20 Maret,
Ryan di hari ke 23 dan Pedro di akhir bulan, tanggal 30. Namun, mereka selalu
kompak merayakannya pas bulan Maret datang, tanggal 1 Maret.
“Betul juga tuh si
Begi! Nyatanya, hidup kita bertiga gelap, gak berwarna, dan gak jelas!” Pedro
akhirnya angkat bicara gak mau kalah.
“So, kita kudu punya
resolusi nih! Di umur gue yang 20 men 19 hari, gue gak mau gini-gini aja! Harus
ada Perubahan, men!” usul Begi sok diplomatis.
Matanya menyala-nyala
bak nyala lilin yang sedang ia jaga. Karena saking semangatnya, sampai lilin
yang ada di depannya hampir padam oleh CO2 yang menyembur kuat dari
mulut lebarnya itu.
“Tapi, kira-kira apa
yah? IP bagus?” tanya Begi dengan menurunkan intonasi, takut lilin di depannya
benar-benar padam.
“Gak penting!” kata
Pedro cepat
“Karier sambil kuliah?”
tanya Ryan yang ngebet jadi model majalah dan bintang iklan.
“Gak asyik tuh!”
giliran Begi berkomentar.
“Jadi apa dong?” tanya
Ryan nyerah.
“Oh! Gue tahu!!” teriak
Pedro dengan senyum yang menakutkan mirip Suzana di film Ratu Buaya Putih.
“Ogah kalo gue suruh
nungguin lilin di belakang kos lagi! ide lo pasti gak jauh dari yang gaib-gaib,
Pe!” protes Begi yang pernah jadi korban ide gila Pedro.
“Benaran! Gak ada
kaitannya ma dukun or pesugihan! Suweeerrr kewer kewer!”
“Trus apa, ide lo?”
tanya Ryan bijak.
“Cari pacar!”
Sunyi. Klop dengan
suasana gelap yang mendominasi. Begi dan Ryan saling bertatapan heran. Namun,
keduanya lantas berpikir dengan ide yang Pedro usulkan.
“Gimana?” kata Pedro exciting, “c-mon man! 20 tahun masih aja
jomblo! Ah...gak banget!” provokasi Pedro kepada dua teman kosnya itu.
“Catet! Gue belum genap
20 tahun! Masih men 22 hari!” protes Ryan kesal.
“Boleh juga usul lo,
Pe!” kata Begi sambil mangut-mangut.
“Kalo kalian berdua
sudah ok! Gue juga ikut, deh!” akhirnya kata-kata setuju dari Ryan terucap
juga.
“Jadi Deal?!” tanya
Pedro meyakinkan kembali dua sahabatnya.
“Dealll!!!” kata Ryan
dan Begi bersamaan.
“So, target kita sekarang, sebelu kita lulus,
kita harus sudah punya cewek! Jodoh kita masing-masing!!” jelas Pedro dengan
semangat revolusi diikuti anggukan mantap kedua penjaga lilin lainnya.
Suara jam weker yang
telah lama mereka tunggu akhirnya menjerit dengan suara khasnya. Jam 12, pertanda
lilin yang telah mereka jaga sekuat tenaga itu harus segera ditiup.
“Sudah siap?” tanya
Begi mengomando.
“Ambil posisi!”
teriaknya lagi.
Sontak ketiga mahasiswa
itu mengambil posisi, melingkar, berbalik badan, dan membelakangi satu batang
lilin yang berdiri sedikit miring di lantai.
“Dan.....” Begi
mengambil nafas panjang. Seperti mencari kekuatan dalam isapan nafasnya. Ryan
dan Pedro pun melakukan hal yang sama.
“Mulai!!!” Teriak Begi
mengakhiri komando dengan suara yang sedikit ngeden.
Setelah komando dari
Begi, suara-suara yang variatif keluar dari pantat mereka yang terjulur
mendekati api lilin. Kentut mereka pun saling beradu, merebutkan nyala api yang
harus mati.
“Pruuuuttt.....Brooottttt......Pretek-peretek....Pesssshhhh!”
Dan berhasil! Lilin itu
akhirnya padam.
Mereka pun terharu.
Dapat merayakan ulang tahun yang belum genap ke 20 bersama-sama, tanpa kue,
tanpa balon, atau nyanyian happy birthday. Cukup dengan suara kentut! Namun
dibalik euforia kesunyian pesta ulang tahun itu, ada satu janji yang terpatri
dalam hati.
Mengejar
jodoh!
###
Model : Prasinta, Satria, Andi