“What??” teriak Cindy sok kaget. Mimik ala Fitri tropika
membuatnya bergelar miss. L kini disandangnya.
“Nggak mungkin lah, Jere is straight! Gue yakin 100%
persen!” bantah Cindy nggak terima dengan kecurigaan sahabatnya tentang pacar
seharinya itu. Mana mungkin, Jere
termasuk golongan cowok yang orientation confused?? Nggak!! Nggak mungkin, its
impposible!
“Gue lihat pake kepala gue sendiri, Cin!” balas Kelly nggak
mau kalah.
“Gue malah sudah buktiin sendiri!!” jawab Cindy cepat. Eh, sial keceplosan gue. Grrrr!!
“What??” kini si desiner berbakat yang masih maniak adegan
ranjang itu kini yang melongo mendengar ucapan Cindy Tan.
“Jadi, lo dah....M..”
“Enough! Out of topic!! Jangan ngalihin pembicaraan deh!”
potong Cindy cepat sebelum Kelly berhasil menyebut kata ML.
“Oke, kalau emang lo masih keukeuh dengan Jere yang
so-jantan-bangettttt-itu. Lupakan info gue! And Now, cus ke studioo, karena lo ada pemotretan!!” kini
Kelly benar-benar kesal. Baru kali ini sahabatnya itu nggak mempercayai info
yang ia berikan, padahal menurutnya kabar darinya itu lebih tajam dari silet,
atau insert.
“Huufttt!! Keras
kepala,” gerutu hatinya.
“Lo nggak ikut?” kata Cindy melunak, nggak ingin soulmate
gossipnya itu marah, yeah hidupnya sepertinya galau akut tanpa bergossip dengan
Kelly walaupun cuman sehari. Bagi dua fashionista itu, Gossip sudah seperti
narkotik buat mereka. Bisa sakaw kalau sehari nggak cuap-cuap berdua.
“Ya, ikut lah. Baju
yang lo pakai nanti, kan desain gue yang bakal nongkrong di Maskara Bulan
depan, Darling!!” kata Kelly gemas.
“Oh.... sorry lupa! Gue bangga ma lo,” sesal Cindy.
“Nggak ngaruh! Cepetan, mau honor lo di-cut karena telat?”
###
Dengan stiletto merah menyala
yang dipadukan dengan liptick senada, menjadi tema pemotretan kali ini. Yupz,
the red of glamourous. Gaun berbahan siffon menjuntai dengan payet batuan
kristal bening dan paduan mutiara di leher Cindy, membuat ia bak Cinderlella di
malam pesta. Matanya yang terlihat tajam dengan polesan maskara dan eye liner
maksimal-namun tak berlebihan, menyulap wajahnya bak manenkin yang sempurna.
“Yups, enough!!” teriak
photografer dan penata gaya majalah Maskara memberi kode.
Dengan semangat, si Kelly
membantu Cindy melepas gaun rancangannya itu ke kamar ganti. Bukannya nggak
percaya sama model sekeliber sahabatnya itu, Kelly emang sengaja mau membisikkan
something! Yang pasti berita Penting!!
“Tuh, gebetannya si Jere. Gue
lihat pas mereka ada sesi pemotretan di kolam renang kemarin. Yeah, you
know-lah, apa yang dipakai Jere kalau sesi basah-basahan,” bisik Kelly bak
devil yang menunaikan kewajibannya, Provokator manusia.
“Plis deh Kel, gue bosen
dengernya!” Cindy sok nggak terpengaruh.
“Lihat aja, ntar kalau Jer,
jemput lo!”
“Oke kita lihat bareng aja, biar
lo puass!”
“A Gree!! Lo kudu ngumpet sini
dulu, intip si potografer itu ngapain aja ma Jere! Gue berani taruhan deh.
Cowok 2 hari lo bakal buka topengnya!!”
“Stop it!! Kita buktikan bareng
aja! Nggak usah berisik!” kata Cindy panas.
Jujur, Cindy nggak bisa
nyembunyiin muka tegangnya. Ya, karena bentar lagi pacarnya yang juga model itu
bakal menjemputnya di studio itu. Dan bakal ketemu dengan photografer barunya
Majalah Maskara. Dia parno, kalau apa yang dikatakan Kelly itu benar.
Omaigat!! Nggak bisa mbayangin kalo si Jerre ...........
Ah, Immpossible!!
Orang yang ditunggu-tunggu pun
nongol juga. Cindy dan Kelly mengintai dua
mahluk satu jenis itu dari ruang ganti model. Hanya dengan kain panjang
melingkar sebagai penutup, ruang model menjadi tempat yang tepat dan strategis
buat mereka menyalurkan hasrat per-KEPO-annya.
Mereka menghela napas bersama
saat melihat jelas dua mahluk adam di depannya itu mulai terlihat hangat.
“Jangan pingsan di sini lo, Cin!”
“Maksud lo?” balas Cindy sambil
melotot.
Napas Cindy tertahan, saat dengan
akrab dua pria itu saling bercengkrama. Tangan Jere malah merangkul bahu sang
photografer ber kaos hijau lumut itu segala. Bikin Cindy semakin panas.
Jealeous ma cowok?? Normal nggak sih gue??
“Mesra banget sih,” bisik miss.
Devil Kelly membuat Cindy tambah kalap.
Dengan murka, Cindy langsung menghampiri
mereka berdua yang asyik tertawa bersama.
“Hai, honey, sudah
pemotretannya?” tanya Jere ketika melihat kekasihnya keluar dari ruang ganti
model. Tentu, dengan masih merangkul photografer kloningan Nicholas Saputra
itu.
“Kita putus!” kata Cindy
tiba-tiba dengan napas memburu.
“What?? Cin, you are serious?”
tanya Jere kaget. tangannya kini beralih ke jari-jari cewek yang baru tujuh hari ia pacari.
“Gue sudah lihat semua Jer! Gue
nggak suka cowok munafik kayak lo! Gue kira....” Cindy nggak sanggup
melanjutkan kata-katanya. Gadis berambut panjang itu pun akhirnya terisak.
Merasa menjadi cewek tolol sejagad. Dia bahkan menganggap dirinya lebih buruk
dari seekor keledai. Ya, keledai yang enggan jatuh di lubang yang sama, nggak
kayak dirinya, hobi terluka karena cinta. Tepatnya dilukai!!
“Tapi, gue butuh penjelasan?
Why?” protes Jere yang masih bingung dengan keputusan tiba-tiba Cindy, yang
seperti juga cinta mereka yang datang tiba-tiba.
“Siapa dia, Jere? Kenalin dia ke
gue? N.O.W!!” teriak Cindy emosi sambil menunjuk cowok tegap bak patung zeus
itu.
“Gue Jet. Jethero Liem, adik
Jere,” ucap sang photografer yang sedari tadi hanya menonton adegan
pertengkaran kakaknya. Yeah, kini dia bangga, bisa nimbrung menjadi pemeran,
meski hanya figuran.
Kelly yang tadi terus
menyemangati Cinndy-meski lewat telepati-buat ngelabrak Jere kini pun ingin
mendapatkan peran.
“Lo beneran adek Jere?” tanya
Kelly dengan malu-malu. Sambil menyimpan muka ketakutan karena pelototan super
dari si partner gossipnya.
Jet hanya mengangguk.
“Oh... gue ngerti!!Jadi kita
putus, karena dia??” tegas Jere yang merasa dipermainkan. “Gue tahu lo naksir
kan sama adek gue?” tuduh Jere kepada Cindy. Matanya kini berkilat amarah.
Merah.
“Buat lo, cuma butuh 24 jam doang
buat bisa mencintai cowok lain,Cin? Seperti yang lo lakuin juga ke gue? menyedihkan
lo, Cin!”
“Jere, nggak git...”
“Gue nggak perlu
penjelasan lo!” kata Jere penuh marah, dan pergi begitu saja. Meninggalkan
Cindy yang semakin kenceng nangisnya. Dia seakan lupa 3B, yang ia pelajari
sebagai model papan atas majalah Maskara. Dia nggak peduli!!
Dengan geram lalu ia berteriak...
“Kelllyyyyyy!!! Tanggungg
jawaaaabbbb!!”
“Yeah, premature of love,” bisik Jet sambil geleng-geleng kepala.
###
Tulisan ini diikutkan tantangan Kampus Fiksi #FiksiLGBT