Niko
Gersang. Nah, itu yang
sekarang menimpa kehidupan cinta gue. Bosan dengan segudang cewek cantik
berbadan tinggi, ramping, dan berambut lurus sebahu. Kayak gak ada tipe cewek
lain aja di dunia ini. Gue bener-bener sudah kayak muntah kalau pacar ke empat puluh
tiga gue nanti juga cewek tipe itu-itu saja.
Duuug!
“Aw!! Woiii kalo passing yang bener dong! Kena kepala nih!” kata gue geram
merasakan sakit hingga ke tengkorak paling dalam.
“Lo tuh, maen basket
malah ngelamun! Baru jomblo satu jam saja galaunya dah tingkat kabupaten!” kata si Kribo temen karib gue.
“Lo sengaja kan? Busyet
dah! Bisa anemia nih gue!”
“Amnesia dodol!
Ganteng-ganteng IQ lo jongkok ye!”
“Dari pade muka lo yang
jongkok? Gue quit ah basketnya, ngantin aja yok!” ajak gue kepada si Kribo yang
sedang caper tunjuk kebolehan tribble di depan cewek-cewek.
“Wah..gak seneng ya,
lihat temen dilihatin banyak cewek!” kata si Kribo sok kegantengan. “Bagi-bagi
fans dong! Jangan serakah!” katanya masih mainin bola basket di tangannya.
“Mereka tuh gak liatin
lo. tapi gue. Denger G.U.E! ngarti!” protes gue sedikit teriak agar si kribo item
itu bangun dari khayalannya. “Bodo ah! Kalo gak mau gue tinggal! Go to kantin
dulu ya! Bye kribooooo!!” kata gue sambil lari keluar dari lapangan basket outdoor
itu. Tak peduli ratusan mata cewek-cewek yang melongo melihat aura ketampanan
gue.
“Woi!! Tunggu gue
Nik!!” sayup-sayup gue denger suara si kribo yang sepertinya ikuti gue ke
kantin.
Aropy
Oh
my God, my Lord, my everything. Sudah hampir lima tahun tiga seperempat bulan
aku menjomblo. Parah banget hidupku ini, mungkin jika diukur kadar karat dalam
hatiku pasti sudah mengkarat parah, karena terlalu lama tak dihinggapi asmara.
Kuakui, memang aku tak secantik cewek-cewek lain. Tapi, harusnya cowok-cowok juga
kudu melek, buka mata. Kalo gak cuma fisik yahud yang jadi patokan buat cari
pacar, tapi kecantikan hati juga kudu dipertimbangkan. Percuma punya pacar
cantik, eh ternyata dia gak setia, malah
jago selingkuh lagi. Disaster khan?
Paling aman buat dijadiin pacar, ya pilih
aku! SEXY? Pasti! Lihat aja kakiku yang segede tongkat kasti, bodyku juga
montok ala Tina Toon versi bayi, pokonya gak ada yang nandingi deh. CANTIK?
Relatif! Yang pasti inner beuty-ku over 100% lah, apa lagi di tambah jidat
seluas lapangan bola basket ini, makin aku terlihat perfect aja! SETIA? Nah ini
yang paling membedaakan diriku dengan cewek lain. Aku bahkan sempat berjanji
pada diri sendiri akan menjadi cewek tersetia se-jagad raya, dunia akhirat.
Pokoknya gak akan pernah menyesal punya pacar kayak aku. Tapi, kok ya gak
pernah ada cowok yang ngelirik. Memang lelaki zaman sekarang sudah pada tuna
netra.
Bruuk!!
“Ouuuh!” Lolonganku melambung sok seksi. Tubuhku sempoyongan tertabrak cowok
tegap berbaju basket itu. Bisa ditabrak Niko, cowok terkece seantero sekolah,
rasanya emang mak cetarrr banget. Apalagi bau keteknya yang wangi banget
membuatku langsung mabuk. Tubuhnya yang atletis dengan singlet baju basket sukses
buat aku sesak nafas. Tapi, tiba-tiba aku merasa mual, melihat monster item
berambut kribo di sebelahnya itu marah-marah.
“Heh
kalo jalan tuh jangan ngelamun! Dasar manusia planet Lo!”
“Sudah-sudah
ah Bro! Gue juga salah kok!” kata Niko kepada monster kribo itu dengan
bijaksana, mendengar pembelaannya aku semakin meleleh, lumer, di TKP. “Gue
Niko, kamu?” tanyanya kemudian dengan lengan berotot menjulur minta kenalan.
What? Ini beneran, pekik hatiku. Niko, mau kenalan sama cewek unik and limit
edition kayak aku? Tanda-tanda kiamat ini! “Aku, Aropy.” Kataku dengan senyum
yang super duper manis sambil menyambut uluran tangan Niko dengan antusias.
“Aropy?
Aneh banget nama lo!” celetuk tiba-tiba monster kribo itu. Tapi, aku tetap
cengengesan tak mempedulikan ocehannya, tetap fokus memandang wajah Niko. “Sorry,
salamannya udah ya.” Kata Niko meringis dengan sedikit mengendurkan genggaman
tangannya. Tapi aku masih belum sadar, mencoba menggenggam tangan halus itu
lebih erat, sampai terlihat wajah Niko nyengir kesakitan. “Oh sorry!” kataku
setelah tersadar dari delusi akut yang melanda jiwa.
“Karena
gue dah nabrak lo, mau gak gue traktir? Temenin makan dong!” Kata Niko dengan
nada semi memohon, membuatku melambung hingga ke planet pluto, planet terjauh.
Dengan anggukan penuh nafsu aku mengiyakan ajakannya, tak peduli dengan monster
kribo yang protes berat kepada Niko. “Oh...Lucky day!” kata batinku sambil
cekikikan sendiri.
Niko
Kayaknya Tuhan telah
mendengar doa gue. Cewek yang antik, unik, nyeleneh and no mainstream ada di
depan mata gue. Jidat jenong, dikombinasi rambut poni ala kartun Dora membuat
cewek ini langka dan perlu dipelihara. Biar gak punah! Apalagi, kakinya yang
aduhai besar banget membuat pas dan cocok juga buat cewek merangkap bodyguard
gue. Membayangkan Aropy, gue senyum-senyum sendiri. Apalagi membayangkan pacaran
dengannya, membuat gue merasa semangat untuk bercinta lagi. Setelah melakukan
pemikiran yang matang akhirnya gue nekat buat nembak Aropy. Dengan harapan
hidup gue bakal gak membosankan dan semakin berwarna.
“Aropy, jujur buat gue
tuh lo mahluk teraneh sedunia. Bahkan mungkin di akhirat juga.” Kata gue sambil
menatapnya lembut, “Tapi, gak tahu kenapa hati gue memilih lo.”
Mendengar rayuan gue,
si kribo malah tersedak sampai-sampai keluar bakso yang dikunyahnya. Begitu juga
dengan Aropy malah muntah-muntah gak jelas. Melihat respon Aropy yang absurd
itu gue langsung mendekatinya dengan tisu di tangan.
“Jadi kamu nembak aku
nih ceritanya?” kata Aropy sambil membersihkan mulutnya yang dipenuhi bekas
kunyahan bakso. “jorok banget cewek ini!” batin gue ngeri. Sempat rada bimbang buat
nembak saat melihat kebiasaan buruknya itu, tapi lagi-lagi bayangan petualangan
cinta yang asyik membuat gue keukeh nekat menjadikannya pacar.
“Iya Aropy! gue pengen
lo jadi pacar gue!” kata gue sok meyakinkan.
Gue sungguh tak percaya
melihat reaksi Aropy yang tak terdeteksi sebelumnya. Cewek ceria itu tiba-tiba
teriak-teriak seperti tarzan di hutan, membuat semua orang di kantin memperhatikan
kami. Dia terus woro-woro kalo dia sekarang adalah pacar gue. Dan siapa yang
berani ganggu atau merebut gue bakal berhadapan langsung dengannya! Sontak
semua murid di kantin berbondong-bondong ke arah meja kami, memberikan kata
selamat atas jadian singkat siang itu. Pegelnya tangan gue nyalamin berjubel
orang-orang yang heboh ngucapin selamat atas lembaran baru cinta gue dan gadis
aneh bernama Aropy.
Aropy
Akhirnya
Tuhan mendengar curhatanku selama ini. Dia telah mengirimkan seorang pangeran
yang MasyaAllah tampannya. Niko, aku berjanji akan menjadi pacar sempurna kamu!
Aku juga akan selalu membuatmu ceria sepanjang masa. Dan yang terpenting, aku
tak akan pernah melepaskanmu, dengan alasan apapun. Dalih apapun. Setiaku akan
berlaku seumur hidup, tak ada kata expired, apalagi mantan. Pokoknya
kesetiaanku ini akan terus berlaku, cuma sang maut yang sanggup mencabut.
Jujur, sebenarnnya aku sangat sakit saat tahu kalu dia hanya mempermainkan aku.
Tapi, aku harus bersabar, karena aku yakin dapat mengubah tabiat buruknya itu.
Beribu aksi dengan jurus-jurus andalannya terus dilancarkan. Tapi, tidak ngefek sedikitpun buatku. Meski dia
menggunakan segala cara untuk membuatku terluka, mulai dengan mendekati Nora,
merayu Sela, menembak Lia, atau nonton bareng Friska! Semua sia-sia. Gak ngaruh.
Karena frustasi dan putus asa, akhirnya kata putus keluar juga dari bibir indah
itu. Sontak aku teriak “No! Sampai mati pun aku takkan mau diputusin”. Mendengar
kata-kataku, dia tambah stress. Melihatnya menderita karena tingkahku, aku
malah semakin bahagia.
Kemudian jurus menghindar, ia lancarkan. Tak pernah
kelihatan di kantin, lapangan basket, atau perpus. Dia juga men-stop sms, bbm,
mention, dan whatsappku. Melihat aksinya, aku juga tak langsung kehabisan akal.
Tanpa putus asa aku terus mengiriminya sms, bbm, mention twitter di hpnya. Mungkin
sudah beratus, beribu, bahkan hampir berjuta smsku, mentionku, bbmku, memenuhi
hpnya. Membuat mau tak mau dia angkat tangan dan kembali padaku. Kukatakan
padanya, “Aku tuh cewek satia, Beb!”
Niko
Gue nyerah! Angkat tangan! Sterss
menghadapi mahluk planet yang sialnya sekarang jadi pacar gue. Nyesel berat gak
dengerin nasehat Kribo untuk tidak bermain api sama Aropy. Kata putus sudah
berkali-kali gue ucapin tetap saja gagal. Gue coba sakiti hatinya berkali-kali
dengan merayu banyak cewek di depannya, eh malah dia juga asyik ikut ngobrol
bareng menjadi orang ketiga. Pernah aku menghindar dengan tidak sms, bbm, atau
chat dia, eh berjubel-jubel pesan dari dia memenuhi inbox, timeline, dan semua
social media di Hp gue. Parah, dia juga bilang kalo setianya bakal samapi mati.
Masak gue harus bunuh diri dulu buat lepas dari kesetiaan mahluk aneh itu. “Oh
God Help Me!!!” teriak gue keras-keras karena frustasi.